Rabu, 06 Juni 2012

Menara Pisa (Menara miring)

Menara Pisa



Menara Pisa*
Situs Warisan Dunia UNESCO

Leaning Tower of Pisa.jpg
Negara Peserta Italia
TipeBudaya
Kriteriai, ii, iv, vi
Referensi395
WilayahAmerika Utara dan Eropa
Sejarah prasasti
Prasasti resmi1987 (sesi ke-15)
* Nama resmi dalam Daftar Warisan Dunia.
Menurut klasifikasi resmi UNESCO.
Menara Miring Pisa (Bahasa Italia: Torre pendente di Pisa atau disingkat Torre di Pisa) adalah sebuah campanile atau menara lonceng katedral di kota Pisa, Italia.
Menara Pisa sebenarnya dibuat agar berdiri secara vertikal seperti menara lonceng pada umumnya, namun mulai miring tak lama setelah pembangunannya dimulai padaAgustus 1173. Ia terletak di belakang katedral dan merupakan bangunan ketiga Campo dei Miracoli (lapangan pelangi) kota Pisa.
Ketinggian menara ini adalah 55,86 m dari permukaan tanah terendah dan 56,70 m dari permukaan tanah tertinggi. Kelebaran dinding di bawahnya mencapai 4,09 m dan di puncak 2,48 m. Bobotnya diperkirakan mencapai 14.500 ton. Menara Pisa memiliki 294 anak tangga. Dengan adanya menara ini, sektor pendapatan ekonomi jadi bertambah karena adanya objek wisata.
Menara Pisa juga diterima sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.

[sunting]Sejarah

Pembangunan Menara Pisa dilakukan dalam tiga tahap dalam jangka waktu 200 tahun. Pembangunan lantai pertama dari campanile yang berbatu marmer putih dimulai pada 9 Agustus 1173, yang merupakan era kesejahteraan dan kejayaan militer. Lantai pertama ini dikelilingi oleh pilar dengan huruf klasik, yang mengarah miring terhadap lengkungan kerai.
Ada kontroversi mengenai identitas dari arsitek Menara Miring Pisa. Selama beberapa tahun lamanya desainer dipredikatkan kepada Ahmad rezio Pahlevio dan ronaldo Jeremiaso, seorang seniman lokal terkemuka abad ke-12 di Pisa, yang populer oleh cetakan perunggunya, khususnya di dalam Pisa Duomo. Bonanno Pisano meninggalkan Pisa pada 1185 menuju ke Monreale, Sisilia, hanya untuk pulang kampung dan meninggal di kampung halamannya. Sarkofagus nya ditemukan di dasar menara pada tahun 1820.

[sunting]Galeri

»»  Baca selanjutnya kawan :)...

MARCUS MILLER !!


Marcus Miller (born William Henry Marcus Miller Jr., June 14, 1959, Brooklyn, New York) is an American jazz composer, producer, and multi-instrumentalist. Miller is best known as a bassist, working with trumpeter Miles Davis, pianist Herbie Hancock, singer Luther Vandross, and saxophonist David Sanborn, as well as maintaining a prolific solo career. Miller is classically trained as a clarinetist and also plays keyboards, saxophone and guitar.

Contents

[hide]

[edit] Life and career

[edit] Early life

Miller was born in 1959 and raised in a musical family that includes his father, William Miller (a church organist and choir director) and jazz pianist Wynton Kelly. By 13, Marcus was proficient on clarinet, piano and bass guitar, and already writing songs. Two years later he was working regularly in New York City, eventually playing bass and writing music for jazz flautist Bobbi Humphrey and keyboardist Lonnie Liston Smith. Miller soon became a first call session musician, gracing well over 500 albums, a short list of which includes Michael Jackson, Herbie Hancock, Mariah Carey, Wayne Shorter, McCoy Tyner, Frank Sinatra, Dr. John, Aretha Franklin, Elton John, Grover Washington Jr., Donald Fagen, Bill Withers, Chaka Khan, LL Cool J, Me'shell Ndegé Ocello and Flavio Sala.

[edit] Professional career

Miller at the Paradiso in Amsterdam, 2007

Miller spent approximately 15 years performing as a sideman or session musician, observing how band leaders operated. During that time he also did a lot of arranging and producing. He was a member of the Saturday Night Live band 1978-1979. He wrote the intro to Aretha Franklin's 'I Wanna Make It Up To You'. He has played bass on over 500 recordings including those of Luther Vandross, Grover Washington Jr., Roberta Flack, Carly Simon, McCoy Tyner, Bryan Ferry and Billy Idol. He won the "Most Valuable Player" award, (awarded by NARAS to recognize studio musicians) three years in a row and was subsequently awarded "player emeritus" status and retired from eligibility. In the nineties, Miller began to make his own records, putting a band together to take advantage of touring opportunities.

Miller's proficiency on his main instrument, the bass guitar, is generally well-regarded. Not only has Miller been involved in the continuing development of the technique known as "slapping", particularly his "thumb" technique, but his fretless bass technique has also served as an inspiration to many, and he has taken the fretless bass into musical contexts and genres previously unexplored. The influences of some of the previous generation of electric bass players, such as Larry Graham, Stanley Clarke, and Jaco Pastorius, are audible in Miller's playing. Early in his career, Miller was accused of being simply imitative of Pastorius, but has since more fully integrated the latter's methodology into his own sound.

Miller has an extensive discography, and tours frequently and widely in Europe and Japan.

Between 1988 and 1990 he appeared in the first season and again toward the end as both the musical director and also as the house band bass player in the Sunday Night Band during the two seasons of the acclaimed music performance program Sunday Night on NBC late-night television.[1]

As a composer, Miller wrote "Tutu" for Miles Davis, a piece that defined Davis's career in the late 1980s, and was the title track of Davis's album Tutu, upon which Miller wrote all the songs with only two exceptions, and one of those was co-written with Davis. He also composed "Chicago Song" for David Sanborn and co-wrote "'Til My Baby Comes Home", "It's Over Now", "For You to Love", and "Power of Love" for Luther Vandross. Miller also wrote "Da Butt", which was featured in Spike Lee's School Daze.

[edit] Personal life

Miller has a wife and four children: two daughters and two sons, one of whom, Jon, recently graduated from Columbia University and now works for radio and television host Glenn Beck.

[edit] Grammy Awards

Miller has won numerous Grammy Awards as a producer for Miles Davis, Luther Vandross, David Sanborn, Bob James, Chaka Khan and Wayne Shorter. He won a Grammy Award for Best R&B Song in 1992, for Luther Vandross' "Power of Love" and in 2001 he won for Best Contemporary Jazz Album for his fourth solo instrumental album, M2.

Miller currently has his own band. In 1997 he played bass and bass clarinet in a band called Legends, featuring Eric Clapton (guitars and vocals), Joe Sample (piano), David Sanborn (alto sax) and Steve Gadd (drums). It was an 11-date tour of major jazz festivals in Europe.

In addition to his recording and performance career, Miller has established a parallel career as a film score composer. He has written numerous scores for films featuring Eddie Murphy, L.L. Cool J, Chris Rock, Matthew Perry, Samuel L. Jackson and others. He composed the musical score for the Chris Rock-created sit-com, Everybody Hates Chris, now in syndication on Nick-At Nite.[2]

[edit] Instruments and gear

He plays a 1977 Fender Jazz Bass that was modified by Roger Sadowsky with the addition of a Bartolini preamp so he could control his sound in the studio. Fender currently produces a Marcus Miller signature Fender Jazz Bass in four- (made in Japan) and five-string (made in U.S) versions.[3]

»»  Baca selanjutnya kawan :)...

SMA

SEKOLAH MENENGAH ATAS

Sekolah menengah atas (disingkat SMA; bahasa Inggris: Senior High School), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12.
Pada tahun kedua (yakni kelas 11), siswa SMA dapat memilih salah satu dari 3 jurusan yang ada, yaitu Sains, Sosial, dan Bahasa. Pada akhir tahun ketiga (yakni kelas 12), siswa diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan SMA dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja.
Pelajar SMA umumnya berusia 16-18 tahun. SMA tidak termasuk program wajib belajar pemerintah - yakni SD (atau sederajat) 6 tahun dan SMP (atau sederajat) 3 tahun - maskipun sejak tahun 2005 telah mulai diberlakukan program wajib belajar 12 tahun yang mengikut sertakan SMA di beberapa daerah, contohnya di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
SMA diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan SMA negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, SMA negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.

Sejarah

Pada masa penjajahan Belanda, sekolah menengah tingkat atas disebut sebagai Algemeene Middelbare School (AMS). Setelahnya, pada masa penjajahan Jepang, disebut dengan Sekolah Menengah Tinggi (SMT).
Setelah Indonesia merdeka, SMT berubah menjadi Sekolah Menengah Oemoem Atas (SMOA) pada tanggal 13 Maret 1946. Di Jakarta, SMT yang menjadi SMOA menempati gedung PSKD di Jalan Diponegoro, di Salemba.
Dalam perjalanan waktu, SMOA kemudian berubah nama menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun pada tahun 1950, SMA pernah dikategorikan menjadi tiga, yakni SMA A, SMA B dan SMA C menurut jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Pengetahuan Sosial dan Bahasa.
Pada tahun ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sebutan SMA berubah menjadi Sekolah Menengah Umum (SMU)
Setelah tahun ajaran 2003/2004, SMU berubah lagi menjadi SMA.

Budaya

  • Sekolah menengah atas negeri di Indonesia umumnya menggunakan seragam putih abu-abu untuk hari hari biasa, seragam coklat untuk pramuka/ hari tertentu, dan pada sekolah-sekolah tertentu menggunakan seragam putih-putih untuk upacara bendera.
  • Upacara bendera dilaksanakan setiap hari Senin pagi sebelum dimulai pelajaran.

Kurikulum SMA

  1. Agama
  2. Kewarganegaraan
  3. Jasmani dan Kesehatan
  4. Teknologi Informatika dan Komunikasi
  5. Bahasa Indonesia
  6. Bahasa Inggris
  7. Bahasa Daerah
  8. Bahasa Asing
  9. Matematika
  10. Ilmu Pengetahuan Alam
    1. Fisika
    2. Biologi
    3. Kimia
  11. Sejarah
  12. Ilmu Pengetahuan Sosial
    1. Geografi
    2. Ekonomi
    3. Sosiologi
»»  Baca selanjutnya kawan :)...

abraham laboriel


Abraham Laboriel, Sr. (born July 17, 1947) is a Mexican bassist of Garifuna descent who has played on over 4,000[1] recordings and soundtracks. Guitar Player Magazine described him as "the most widely used session bassist of our time".[2][3] Laboriel is the father of drummer Abe Laboriel Jr. and of producer, songwriter, and film composer Mateo Laboriel.

Laboriel was born in Mexico City, Afro-Mexican descent. Originally a classically trained guitarist, he switched to bass guitar while studying at the Berklee School of Music. Henry Mancini encouraged Laboriel to move to Los Angeles, California and pursue a recording career.[4] Since then, he has worked with artists as diverse as Donald Fagen, Lee Ritenour, Christopher Cross, Larry Carlton, Dave Grusin, Andy Pratt, Stevie Wonder, Hanson, Barbra Streisand, Al Jarreau, Billy Cobham, Dolly Parton, Elton John, Ray Charles, Madonna, Paul Simon, Keith Green, Carlos Skinfill, Alvaro Lopez and Res-Q Band, Lisa Loeb, Quincy Jones, Leo Sayer, Russ Taff, Engelbert Humperdinck, Andy Summers, Umberto Tozzi, Ron Kenoly, Don Moen, Alvin Slaughter, Johnny Hallyday, Crystal Lewis, Lalo Schifrin, Herbie Hancock, Chris Isaak, Paul Jackson Jr., and Michael Jackson. When Laboriel recorded his three solo albums (Dear Friends, Guidum, and Justo & Abraham), he recruited a cast of musicians that included Alex Acuña, Al Jarreau, Jim Keltner, Phillip Bailey, Ron Kenoly, and others.

Laboriel was a founding member of the bands Friendship and Koinonia. He plays live regularly with Greg Mathieson, drummer Bill Maxwell, and Justo Almario. Laboriel is now in the band Open Hands with Justo Almario, Greg Mathieson, and Bill Maxwell.

In 2005, Abraham was awarded an Honorary Doctorate of Music by the Berklee College of Music. [5]

»»  Baca selanjutnya kawan :)...

barry likumahuwa

PROFIL Barry Likumahuwa

ini dia favorite bassist gw di indonesia cekirbrot
silahkan :

Nama: Elseos Jeberani Emanuel Likumahua
Lahir: Jakarta, 14 Juni 1983
Hobi: Baca (komik, novel sejarah), menonton film
Pendidikan: D-1 Graphic Design Interstudi 2002
Pengaruh Musik: Jaco Pastorius, Marcus Miller, Miles Davis, Charlie Parker, John Coltrane, Jamie Cullum, John Mayer, black music (soul, funk, RnB)

Penghargaan (di antaranya):
-- 1st winner of Indonesia Music Festival, bass category held by Fender, 2003
-- Best bassist Asian Beat Festival, Jakarta Final, 2003
-- Composer, producer, arranger of song Selalu Tersenyum, Album Cinta Silver, Glenn Fredly (Sony BMG)
-- Exclusively an endorse artist for G&L bases & DR strings (2008-2010)
Diskografi (di antaranya):

-- Additional player Selamat Pagi Dunia; repackage, Glenn Fredly, Sony Music Indonesia, 2004
-- Bass Heroes Compilation Album, Sony BMG, 2006
-- Goodspell, Fourth Monkey 2008 (debut album)
»»  Baca selanjutnya kawan :)...

Franky Sadikin dilahirkan di Bandung 7 November 1980. Mulai belajar musik secara serius sejak di sekolah lanjutan. Kala itu ia menjalani berbagai studi kursus musik formal dan non formal seperti Gitar Klasik di Yamaha, gitar elektrik, drum, serta bass. Awal karirnya di bidang pendidikan dimulai dari mengajar Bass di LPMC pada tahun 2001 sampai sekarang. Saat ini ia menjabat sebagai deputy of head atau wakil head instructor serta instruktur bass di Institut Musik Indonesia serta instruktur bass di Purwacaraka terhitung sejak 2003 sampai sekarang.

Pada tahun 2003 hingga 2007 Franky tergabung sebagai artist endorsee dari Greg Bennet Bass, yang ditangani oleh PT. Citra Intirama. Lalu kemudian tahun 2007 hingga 2010 tergabung sebagai artist endorsee dari OLP Bass dan Amply SWR pada PT. Bahanna. Sebelum ia bergabung dengan kedua brand di atas, ia juga sempat menjadi assistant clinician Arya Setyadi untuk Wasburn Bass yang ditangani oleh PT. MG Music pada tahun 2002.

Franky Sadikin memiliki style musik All Around. Serta aktif bermain di Java Jazz 2005 bersama Bayu Wirawan Trio, Java Jazz 2006 bersama Trio Tebs Sosro Sponsor Team, Jazz Goes To Campus bersama Prak Band, Jak Jazz 2006 bersama Bernard B2N serta Java Jazz 2007 bersama Band Tiga Mawarnih, juga Jazz Goes To Campus 2008 bersama penyanyi Iga Mawarni. Ia juga tampil di Soundrenaline 2004 bersama Band MPH dan 2008 bersama Afgan.

Sempat menjadi Wartawan Bass di Tabloid Musik Plus pada tahun 2007 awal, saat ini Franky aktif di beberapa komunitas seperti Indonesia Street Bass Club, Jajan Jazz, KPJ Bulungan Wapress, Komunitas Jazz Kemayoran, Komunitas Jazz Chic’s serta Gitaris.com. Juga di tahun 2004 sempat merilis indie instrumental album dengan Band Ganda Campuran ( Bass & Drum ), serta merilis album Band Tiga Mawarnih pada 2008.

Sebagai Author, pada tahun 2005 ia merilis buku pertamanya berjudul Teknik Slap Bass yang diterbitkan oleh PT. Grasindo. Selanjutnya tahun 2008 menerbitkan buku keduanya berjudul Solo Slap Bass terbitant Gramedia Pustaka Utama. Di sela-sela kesibukannya, saat ini ia masih juga aktif sebagai session player Live & Recording untuk berbagai artist seperti Afgan, Andity, Mayla Faiza, Kris Biantoro, Pasto, dan lain-lainnya.

»»  Baca selanjutnya kawan :)...

Kamis, 24 Juni 2010

hari yang menegangkan

tadi pagi aku ke skolah lagi ngeliat rapot dug dag dug...jantungku berdetak....


rupanya nilai aku lumayan bagus seneng bgt hati.....

thx God kwan-kwan yang kukasihi
»»  Baca selanjutnya kawan :)...